group

Sejuta Manfaat dari Budidaya Maggot (Black Soldier Fly)

   Tantangan yang cukup besar bagi setiap negara berkembang adalah permasalahan sampah. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia berpengaruh terhadap aktivitas perekonomiannya yang berbanding lurus dengan sampah yang dihasilkan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total volume timbulan sampah di Indonesia mencapai 68 juta ton per tahunnya dimana 37,3% diantaraya berasal dari kegiatan rumah tangga.  Sampah rumah tangga adalah salah satu jenis sampah yang belum terkelola dengan tepat baik di desa maupun di perkotaan yang  jenisnya tergolong sampah organik. Secara geografis, sampah organik di perkotaan menjadi tantangan yang cukup berat tidak seimbangnya kepadatan penduduk dan timbulan sampah organik yang dihasilkan dengan  kesediaan lahan untuk menampung dan mengolah sampah organik 

  Proses daur ulang sampah organik saat ini dominan menggunakan metode pengomposan konvensional dengan komposter. Metode tersebut masih memiliki kelemahan karena jangka waktu pengomposan yang cukup lama yaitu membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan serta membutuhkan lokasi yang cukip besar. Dampaknya adalah timbul bau tidak sedap di sekitar lokasi pengomposan tersebut. Pengembangan inovasi di bidang pengolahan sampah organik telah dilakukan oleh beberapa negara dengan memanfaatkan keberadaan spesies lalat hitam (Black Soldier Fly). Saat ini banyak Instar larva dari lalat hitam (maggot) yang dimanfaatkan sebagai bioreduktor sampah organik.

   Lalat hitam atau Black Soldier Fly (BSF) memiliki nama latin Hermetia iluces, merupakan serangga dari Ordo Diptera dan Famili StratiomydaeBlack Soldier Fly (BSF) berasal dari Amerika dan sudah menyebar ke berbagai negara dengan iklim tropis maupun subtropik. Black Soldier Fly (BSF) merupakan lalat dewasa yang berwarna hitam dan panjang sedangkan maggot adalah larva dari Black Soldier Fly (BSF) yang masih berukuran kecil. Maggot dikenal sebagai organisme pembusuk karena kebiasaannya mengkonsumsi bahan-bahan organik. Maggot mengunyah makanannya dengan mulutnya yang berbentuk seperti pengait (hook). Maggot dapat tumbuh pada bahan organik yang membusuk. Maggot dewasa tidak makan, tetapi hanya membutuhkan air sebab nutrisi hanya diperlukan untuk reproduksi selama fase larva.

Trend budidaya maggot menjadi salah satu pilihan bagi pelaku usaha, karena untuk membudidayakan maggot hanya membutuhkan sampah rumah tangga (organik) yang berupa sisa sayur atau buah-buahan sebagai sumber makanan bagi larva lalat BSF ini.  Pemilihan Black Soldier Fly (BSF) sebagai metode pengolahan sampah organik didasarkan pada beberapa hal berikut:

  1. Larva dari biomassa sampah mengandung protein sekitar 35% dan lemak sekitar 30%. Sehingga, larva dari biomassa sampah berpotensi untuk digunakan sebagai makanan ayam dan ikan di peternakan.
  2. Penguraian sampah organik oleh larva mampu mengurangi bahkan menghentikan tersebarnya bakteri penyebab penyakit bagi manusia, misalkan bakteri Salmonella
  3. Penguraian sampah oleh larva dapat menurunkan berat basah sampah hingga 80%. Sehingga, karena sampah organik telah diolah di lokasi sumber sampah berasal, maka biaya transportasi sampah-sampah ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir dapat diturunkan. Selain itu, volume sampah di TPSA juga dapat diturunkan.
  4. Residu penguraian sampah dengan memanfaatkan BSF ini mengandung unsur organik yang memiliki komposisi yang mirip dengan kompos. Sehingga, hal tersebut akan membantu penyuburan tanah atau lahan pertanian.
  5. Pengaplikasian penguraian sampah dengan memanfaatkan BSF ini tidak membutuhkan teknologi yang canggih sehingga dapat diaplikasikan di berbagai lokasi dengan berbagai kondisi.

Keunggulan pengolahan sampah dengan maggot /larva dari Black Soldier Fly (BSF) adalah proses reduksi yang tidak menghasilkan gas metan yang dapat merusak lingkungan. Selain itu, proses degradasi sampah orgaik dengan maggot memakan waktu yang lebih singkat yaitu 3-4 minggu. Dibandingkan dengan proses degradasi dengan komposter yang memakan waktu 1 bulan dan proses degradasi alami yang memakan waktu 3 – 4 bulan.

(Sumber Utami et al., 2020)

      Budidaya Maggot telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan metode pengolahan sampah organik dengan Maggot telah dilakukan masyarakat di Desa Mon Geudong,  Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhoksumawe, Aceh dengan mengubah sampah organik menjadi produk pakan ikan yang berguna dan bernilai ekonomis tinggi. Budidaya maggot untuk menjadi pakan hewan adalah dengan cara seperti maggot dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai media pengolah sampah organik, kemudian dipanen untuk dijadikan sumber protein pada pakan hewan sehingga dapat dijadikan sebagai pakan alternatif pengganti pakan konvensional. Budidaya Maggot mudah diterapkan di berbagai lokasi karena tidak memerlukan biaya yang mahal, tidak rumit, tidak membutuhkan lokasi yang luas dan efektif dalam mengurai sampah organik dengan waktu yang singkat.

(Sumber: Devialesti & Hakim, 2023)

         Berbagai pelatihan budidaya Maggot terus dilakukan di kalangan masyarakat sebagai bentuk edukasi pengolahan sampah organik khususnya dalam skala rumah tangga untuk menekan angka timbulan sampah di Indonesia. Untuk mengembangbiakkan Black Soldier Fly (BSF) ditentukan oleh media tumbuhnya. Pada saat reproduksi lalat terjadi, lalat akan menyukai media tumbuh yang khas dan ketika dia menyukai aroma tersebut maka lalat akan hidup dan berkembang biak pada media tersebut. Pertumbuhan Larva BSF pada limbah organik berlangsung dengan cepat. Ketika Maggot sudah matang, membutuhkan waktu 3 – 4 hari untuk dijadikan pakan dengan proses pengeringan dan penggilingan. Maggot dapat mengkonsumsi serta meresidu sejumlah bahan organik yang terkandung dalam sampah hingga 70%.  Budidaya maggot selain dapat membantu mengurangi sampah organik yang menjadi masalah lingkungan, juga menjadi potensi peluang untuk bisnis budidaya maggot yang nilainya cukup ekonomis, selain itu maggot BSF juga dapat menjadi alternatif sumber protein bagi beberapa hewan ternak yang murah dan bernilai gizi tinggi.

Referensi :

  1. Devialesti, V., & Hakim, L. (2023). Pelatihan Budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly) Untuk Mengatasi Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung. Jurnal Budimas, 05(01).
  2. Fauzi, M., & Muharram, L. H. (2019). Karakteristik Bioreduksi Sampah Organik oleh Maggot BSF (Black Soldier Fly) pada Berbagai Level Instar: Review. 1(2), 134–139.
  3. Kasya, Y. M., Putri, F. E., & Siregar, S. A. (2023). Efektivitas Larva Maggot (Lalat Tentara Hitam/ Black Soldier Fly) Sebagai Pengurai Sampah Organik Rumah Tangga. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 10(8), 2563–2570. https://doi.org/10.33024/jikk.v10i8.10306
  4. Pintowantoro, S., Setiyorini, Y., Noor Rohmannudin, T., Abdul, F., & Ramadhani, M. (2022). Pemanfaatan Black Soldier Fly (BSF) untuk Mengolah Sampah Organik di Kota Surabaya. Sewagati, 6(2), 1–9. https://doi.org/10.12962/j26139960.v6i2.129
  5. Utami, I., Putra, I. L. I., Khotimah, K., & Pangestu, R. G. (2020). Maggot Black Soldier Fly Sebagai Agen Degradasi Sampah Organik Dan Pakan Ternak Warga Mergangsan Yogyakarta. LOGISTA – Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 4(2), 127. https://doi.org/10.25077/logista.4.2.127-135.2020

Mitra Hijau Indonesia – Konsultan Lingkungan Hidup Surabaya

vector

PT MITRA HIJAU INDONESIA

CONNECT

+62​81359795565
szutestmarkalar lekesiz 26
szutestbrands darkbg iso14001
szutestbrands darkbg iso9001

© all rights reserved – simetrie

Kirim Pesan
Kirim pesan pada kami
Terima Kasih telah menghubungi kami.