Ketika mendengar kata kutub selatan dan utara hal apa yang pertama kali terpikirkan? Apakah salju dan dingin, atau hewan seperti beruang kutub dan penguin?. Walaupun di wilayah kutub terkenal dengan suhu udara yang minimum, namun ternyata cukup banyak hewan yang mendiami wilayah tersebut, salah satunya adalah Paus Orca atau Paus Seguni yang hidup di perairan wilayah Antartika dan Arktik
Mamalia laut berdarah panas ini memiliki nama latin Orcinus orca dan dalam bahasa inggris dikenal dengan nama killer whale. Paus seguni yang termasuk famili Delphinidae memiliki kulit berwarna hitam dengan bagian bawah berwarna putih dan bercak putih di dekat setiap mata. Anak Seguni lahir dengan warna kulit yang kekuning-kuningan, dan seiring bertambahnya usianya berubah menjadi putih seiring pertumbuhannya. Seguni dewasa memiliki tubuh yang berat dan tegap, dengan sirip punggung besar yang tingginya bisa mencapai 18 m. Tercatat bahwa seguni jantan dewasa dapat tumbuh mencapai 9,8 meter sehingga mereka dapat memakan ikan berukuran besar seperti hiu putih dengan mudah. Paus orca yang hidup secara berkelompok hingga mencapai 100 ekor per kelompoknya, paus orca umumnya memiliki jenis makanan yang beragam, meskipun terkadang beberapa populasi dari killer whale sering kali mengkhususkan diri pada jenis mangsa atau makanan tertentu. Beberapa jenis seguni diketahui memakan ikan secara eksklusif, sementara yang lain berburu mamalia laut seperti anjing laut dan spesies lumba-lumba lainnya. Mereka diketahui menyerang anak paus balin, dan bahkan paus dewasa. Dalam rantai makanan di lautan diketahui paus seguni adalah pemangsa atau konsumen puncak dan dalam piramida makanan termasuk kelas tingkat atas, karena tidak ada hewan lain yang dapat memangsa kelompok paus ini.
Sebagai konsumen tingkat atas dalam ekosistem laut lepas, paus orca ini dikenal juga dengan sebutan serigala laut. Sebagai kelompok mamalia karnivora, paus seguni dapat memangsa apapun yang ada dihadapannya, ditambah lagi dengan kemampuan renang paus orca yang sangat cepat mencapai 55 km/jam sehingga tentunya paus ini mampu berburu mangsanya dengan gesit layaknya serigala di hutan. Mengutip dari National Geographic, gigi orca kurang lebih berjumlah sekitar 45 dan masing-masing berukuran panjang sekitar 3 inci (7,6 sentimeter). Gigi yang cukup besar ini berguna untuk merobek dan mencabik mangsanya. Diketahui bahwa ketika memakan mangsanya, orca tidak mengunyah makanannya., mereka bisa menelan anjing laut kecil dan singa laut secara utuh. Selain memiliki kemampuan renang yang cepat, dalam memburu mangsanya paus seguni juga memiliki kemampuan kamuflase atau menyamarkan dirinya dengan lingkungannya. Kamuflase ini dikarenakan paus orca memiliki pola warna yang dapat membantu mereka menyelinap dan menyerang mangsanya. Punggungnya yang berwarna hitam, perutnya putih, sehingga semisalnya anjing laut di atas gumpalan es yang terapung, kemungkinan tidak dapat melihat paus orca karena punggung paus yang berwarna gelap menyatu dengan air laut di bawahnya. Kamuflase paus seguni ini juga berguna untuk menghindari kelompok mereka dari serangan musuh. Lalu seperti bagaimana karakter perairan habitat mamalia laut berdarah panas ini?
Saat ini, umumnya paus orca biasa ditemukan di perairan bersuhu dingin yang wilayahnya dekat dengan kutub selatan dan utara. Daerah Kutub Utara yang terkenal dihuni oleh paus orca adalah Samudera Arktik yang banyak ditemui di sekitar perairan Teluk Hudson. Secara geografis Samudra Arktik berada di bumi bagian utara dan keseluruhannya mengelilingi Kutub Utara. Samudra Arktik berada di Benua Eropa, Benua Asia, dan Benua Amerika Utara bagian utara. Samudra Arktik merupakan samudra terdangkal dan terkecil di dunia. Pada perairan Samudra Arktik, hampir seluruh wilayahnya tertutup oleh es, baik pada musim dingin atau sepanjang tahun. Suhu rata-rata tahunan di wilayah tersebut adalah -2°C. Sementara di daerah Kutub Selatan, paus orca sering berenang di perairan Samudera Antartika yang dikelilingi oleh Benua Antartika. Suhu perairan di Samudera Atlantika bervariasi dari sekitar −2 hingga 10 °C. Secara letak geografis Samudra Atlantik berbatasan dengan Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik.
Perairan dengan suhu yang dingin dan tertutup oleh es adalah habitat dari paus orca. Namun dari informasi yang didapatkan dari Mongabay, berdasarkan wawanacara yang dilakukan kepada Colin Garroway- Asisten Profesor di Universitas Manitoba bahwa paus orca pada awalnya tidak tahan terhadap suhu dingin perairan di Samudera Arktik, karena apabila paus orca menyelam terlalu dalam akan membuat sirip punggungnya patah dan bahkan mengalami kematian. Namun seiring dengan perubahan iklim juga fenomena global warming and boiling menyebabkan es di wilayah kutub berkurang, keadaan ini membuka jalan bagi paus orca utuk berenang di wilayah perairan tersebut. Bagi hewan yang tinggal di wilayah kutub, es di lautan adalah seperti tanah bagi hewan daratan. Es di lautan mendukung pertumbuhan alga, yang memberi makan mikroorganisme, lalu secara biomagnifikasi mengalirkan energi melalui proses rantai makanan yang dimakan oleh konsumen tingkat selanjutnya. Hewan yang dapat hidup di wilayah dengan suhu minum derajat, tentunya sudah berhasil adaptasi dengan kondisi yang ada. Demikian halnya dengan paus orca, tubuhnya yang besar dan kulitnya yang tebal dapat menjaga tubuhnya untuk tetap merasa hangat walau berada di perairan yang dingin
Paus seguni adalah nama yang diberikan kepada kelompok Orcanicus orca dari penduduk Rote, Nusa Tenggara Timur ketika melihat mamalia laut ini berenang di wilayah perairan timur di Indonesia. Jika ditinjau dari kondisi perairan di Indonesia dengan habitat paus segini, tentunya perairan di Indonesia tidak cocok untuk kehidupan paus seguni. Kondisi iklim di Indonesia adalah tropis dengan suhu perairan yang tergolong hangat sedangkan paus seguni hidup di perairan yang bersuhu dingin. Oleh karena itu, wajar apabila mamalia laut satu ini bukan tergolong hewan asli Indonesia. Akan tetapi, telah tercatat beberapa kali paus seguni ini terlihat melintasi perairan di Indonesia. Misalnya pada tahun 2020, paus orca yang terlihat di wilayah pesisir perairan Inobonto, salah satu daerah pesisir di Provinsi Sulawesi Utara. Paus orca yang terlihat oleh nelayan setempat tersebut merupakan bayi paus orca dengan panjang sekitar 2 meter yang diperkirakan terdampar karena terlepas dari kawanannya kemudian diselamatkan. Bayi paus orca tersebut menarik perhatian masyarakat setempat yang kemudian mendokumentasikannya hingga menjadi viral. Sama seperti satwa liar lainnya, paus orca tidak terbiasa hidup berdekatan dengan manusia, sehingga apabila adanya interaksi yang berlebihan dengan manusia akan mengakibatkan mamalia laut ini mengalami gejala stress/tertekan sehingga dapat membahayakan manusia ataupun satwa itu sendiri
Perairan dengan suhu yang dingin dan tertutup oleh es adalah habitat dari paus orca. Namun dari informasi yang didapatkan dari Mongabay, berdasarkan wawanacara yang dilakukan kepada Colin Garroway- Asisten Profesor di Universitas Manitoba bahwa paus orca pada awalnya tidak tahan terhadap suhu dingin perairan di Samudera Arktik, karena apabila paus orca menyelam terlalu dalam akan membuat sirip punggungnya patah dan bahkan mengalami kematian. Namun seiring dengan perubahan iklim juga fenomena global warming and boiling menyebabkan es di wilayah kutub berkurang, keadaan ini membuka jalan bagi paus orca utuk berenang di wilayah perairan tersebut. Bagi hewan yang tinggal di wilayah kutub, es di lautan adalah seperti tanah bagi hewan daratan. Es di lautan mendukung pertumbuhan alga, yang memberi makan mikroorganisme, lalu secara biomagnifikasi mengalirkan energi melalui proses rantai makanan yang dimakan oleh konsumen tingkat selanjutnya. Hewan yang dapat hidup di wilayah dengan suhu minum derajat, tentunya sudah berhasil adaptasi dengan kondisi yang ada. Demikian halnya dengan paus orca, tubuhnya yang besar dan kulitnya yang tebal dapat menjaga tubuhnya untuk tetap merasa hangat walau berada di perairan yang dingin.
:
Berdasarkan informasi yang berhasil dikumpulkan penulis, pada akhir tahun 2005 paus seguni yang mendiami wilayah selatan, yang berhabitat di perairan British Columbia dan negara bagian Washington, dimasukkan ke dalam daftar Spesies Terancam Punah Amerika Serikat. Riset yang dilakukan oleh peneliti barat memaparkan, selama kurun waktu 48 tahun terakhir sejak 1959 hingga 2007, nelayan Lamalera sudah menangkap sekitar 838 ikan paus dengan cara tradisional. Sejak tahun 1957 perburuan itu telah membunuh sekitar 475 paus.setiap tahun. Walaupun kondisi populasi paus orca masih tergolong aman, namun seiring kondisi penangkapan terhadap mamalia laut tidak terkendali akan menimbulkan kekhawatiran untuk mamalia killer whale ini terancam masuk dalam red list yang dikelola International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Terlebih lagi kondisi iklim saat ini yang sudah memasuki global boiling, hal ini yang menyebabkan suhu harian meningkat dari sebelumnya, kenaikan suhu bumi juga menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan Selatan. Salah satu hal terburuknya dari mencairnya es di wilayah kutub adalah banyak hewan yang kehilangan habitat tempat tinggalnya termasuk dengan paus orca. Mirisnya kondisi ini akan menyebabkan ketidak stabilan ekosistem, dengan kehilangan tempat tinggalnya akan menyebabkan punahnya hewan secara perlahan dan berubahnya komposisi rantai dan jaring makanan di suatu ekosisitem. :