group
COVER ARTICLE 5

THRIFTING DITENGAH INDUSTRI TEKSTIL NASIONAL BEGINI KONDISINYA SAAT INI

tekstil

(Sumber: Google image, 2024)

Tahukah kawan mitra jika industri tekstil merupakan salah satu sektor manufaktur terbesar di Indonesia, tidak hanya berkontribusi pada pendapatan negara, tetapi juga menyediakan lapangan kerja bagi jutaan orang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kontribusi signifikan sektor ini terhadap PDB nasional, seperti di tahun 2022 sektor tekstil menyumbang investasi sebesar Rp. 24,6 triliun dan meningkat menjadi Rp27,9 triliun pada tahun 2023. Namun dalam beberapa waktu terakhir industri ini menghadapi kendala besar, seperti banjir produk tekstil impor murah, yang menekan daya saing produk lokal. Hal ini menyebabkan utilisasi industri nasional hanya mencapai 45% pada 2023, Selain itu, krisis ekonomi global dan inflasi di negara-negara mitra dagang utama juga menurunkan permintaan tekstil secara signifikan pada 2022 dan 2023.  Keadaan ini yang membuat “Raja Tekstil di Indonesia” yaitu PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menghadapi dampak signifikan akibat masuknya pasokan barang impor yang berlebih. Kompetisi yang ketat di pasar domestik terjadi.

Sritex menjadi salah satu produsen tekstil terbesar di Indonesia dan telah lama menjadi simbol kebanggaan industri tekstil domestik. Sritex tidak hanya memenuhi pasar lokal tetapi juga melakukan ekspor ke berbagai negara. Sama seperti industri tekstil lainnya, Sritex juga menghadapi berbagai tantangan signifikan yang memengaruhi keberlanjutan operasionalnya. Pada Oktober 2024 terdengar kabar bahwa Sritex  mengalami pailit, salah satu yang mungkin menjadi penyebabnya yaitu turunnya permintaan tekstil dan masuknya produk tekstil impor (bahan thrifting) dalam jumlah besar membuat produsen lokal sulit bersaing. Hal ini tidak hanya menurunkan harga pasar tetapi juga menggerus pangsa pasar yang selama ini dimiliki oleh Sritex.

(Sumber: Google image, 2024)

Thrifting atau belanja pakaian bekas impor semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Baju bekas impor yang umumnya bermerek dan berharga lebih murah menarik minat banyak konsumen. Fenomena ini tidak hanya menciptakan peluang usaha bagi pelaku bisnis kecil, tetapi juga menimbulkan tantangan besar bagi industri tekstil dalam negeri. Jika kita telusuri, minat masyarakat pada thrifting meningkat karena dua faktor utama yaitu harga terjangkau dan keunikan produk. Berdasarkan hasil survei Good Stats mengenai preferensi gaya fesyen anak muda Indonesia di tahun 2022 dengan melibatkan 261 responden, mayoritas responden atau sekitar 49,4% mengaku pernah membeli fesyen bekas dari hasil thrifting. Sementara sebanyak 34,5% belum pernah mencoba thrifting. Sedangkan sisanya sebanyak 16,1% tidak akan pernah mencoba membeli barang thrifting. Selain itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor pakaian bekas di Indonesia mencapai 26,22 ton pada tahun 2022. Data ini menunjukkan kenaikan impor pakaian bekas yang signifikan dibandingkan pada 2021 yang hanya mencapai 8 ton, Tidak dipungkiri melalui thrifting memungkinkan seseorang untuk menemukan pakaian unik yang tidak diproduksi lagi, memberikan kesempatan untuk memiliki barang dengan desain yang lebih eksklusif dan tidak dimiliki banyak orang.

Keberadaan usaha pakaian ini sejatinya membawa dampak baik tersendiri  terhadap perekonomian dan kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia. Sebab di satu sisi, sektor ini menciptakan banyak lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperkuat perekonomian. Namun dibalik tren fesyen yang ada saat ini baik yang diproduksi di dalam  ataupun luar negeri industri tekstil menjadi sektor yang menyumbang banyak limbah dan polusi terhadap lingkungan. Proses produksi tekstil melibatkan penggunaan banyak bahan kimia, pewarna sintetis, dan air dalam jumlah besar, yang semuanya berdampak buruk terhadap kualitas lingkungan. Proses pewarnaan dan finishing pada tekstil sering menggunakan bahan kimia berbahaya seperti pewarna sintetis yang tidak ramah lingkungan. Laporan dari CNN Indonesia mengungkapkan bahwa industri tekstil, khususnya di negara-negara berkembang, adalah penyumbang terbesar polusi air. Pada proses produksi, pabrik tekstil seringkali membuang limbah cair yang mengandung bahan kimia beracun ke sungai dan danau tanpa pengolahan yang memadai. Akibatnya, kualitas air menjadi tercemar, yang berdampak pada ekosistem perairan dan kualitas hidup masyarakat yang bergantung pada sumber daya air. Selain itu, industri tekstil juga menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar. Menurut data dari World Bank, untuk memproduksi satu kilogram pakaian, diperlukan sekitar 2.700 liter air, jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air minum satu orang selama dua tahun. Penggunaan air yang berlebihan ini menjadi masalah besar, terutama di negara-negara yang mengalami kekeringan.

bajuthrifting1

(Sumber: Google image, 2024)

Sektor industri tekstil tidak luput dari perhatian pemerintah dalam meninjau aspek lingkungan, salah satunya melalui penyusunan dokumen lingkungan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 4 tahun 2021 tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup. Melalui penyusunan Dokumen Lingkungan ini menjadi pedoman bagi pelaku usaha untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai yang terdeskripsikan dalam dokumen lingkungan yang dimiliki. Terlebih dalam penerbitan izin usaha, salah satu yang menjadi prasyarat yaitu telah memiliki dokumen limgkungan dan persetujuan lingkungan.

PT Mitra Hijau Indonesia sebagai konsultan teknis lingkungan yang telah berpengalaman lebih dari 17 tahun dalam mendampingi mitra usaha untuk menyusun dokumen lingkungan dan mendapatkan persetujuan lingkungan. PT Mitra Hijau Indonesia dapat menjadi pilihan konsultan terbaik kalian dalam studi lingkungan,  kenali lebih dekat kami di www.mitrahijauindonesia.com atau akun media sosial kami lainnya dan segera dapatkan penawaran terbaik dari PT Mitra Hijau Indonesia.

Referensi:

  1. https://indonesia.go.id/kategori/editorial/8259/industri-tekstil-dan-pakaian-tumbuh-makin-positif?lang=1
  2. https://ekonomi.bisnis.com/read/20241024/257/1810325/perjalanan-berliku-sritex-sril-sempat-lolos-pkpu-hingga-resmi-pailit

  3. https://ekonomi.bisnis.com/read/20241024/257/1810305/raksasa-tekstil-sritex-sril-resmi-dinyatakan-pailit

  4. https://katadata.co.id/analisisdata/63732042536a0/tren-thrifting-yang-mengancam-industri-tekstil-nasional

  5. https://data.goodstats.id/statistic/ada-494-masyarakat-indonesia-pernah-melakukan-thrifting-sP7wi

  6. https://berkas.dpr.go.id/pusaka/files/info_singkat/Info%20Singkat-XVI-14-II-P3DI-Juli-2024-235.

  7. https://indotextiles.com/joomla30/1862-ekspor-industri-tekstil-indonesia-tantangan-dan-prospek-di-tengah-gejolak-global

vector

PT MITRA HIJAU INDONESIA

CONNECT

+62​81359795565
szutestmarkalar lekesiz 26
szutestbrands darkbg iso14001
szutestbrands darkbg iso9001

© all rights reserved – simetrie

Kirim Pesan
Kirim pesan pada kami
Terima Kasih telah menghubungi kami.