Foto : Maximillian Conacher | unsplash.com
Belum
lama ini Indonesia
mengikuti rencana aksi global Sustainable
Development Goals (SDG) yang
bertujuan untuk mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi
lingkungan. Salah satu dari 17 tujuan yang dicanangkan adalah Life Below Water (Menjaga Ekosistem Laut). Indonesia sebagai negara
kepulauan yang memiliki wisata maritim melimpah tentu harus fokus terhadap hal
ini.
Sayangnya, pemanfaatan SDA sebagai tempat wisata maritim tidak didampingi dengan
pengelolaan sampah yang baik. Banyak lokasi maritim yang awalnya memiliki
pemandangan indah dan ekosistem baik menjadi rusak setelah beberapa tahun
menjadi tempat wisata. Tidak hanya dari faktor pengunjung saja, namun kurangnya kepedulian masyarakat sekitar dengan
alam juga
menjadi penyebab sulitnya mengatasi masalah ini. Padahal, sampah plastik merupakan komponen terbesar dalam
pencemaran lingkungan baik di tanah maupun laut. Apalagi dihadapkan pada
situasi sosial-ekonomi masyarakat yang seakan melekat dengan ketergantungannya
terhadap plastik pada aktivitas sehari-hari. Bicara mengenai dampak sampah plastik di laut, tentu banyak sekali
ancaman terhadap ekosistem bahari, kesehatan manusia, hingga ekonomi
diantaranya:
1. Merusak
keseimbangan nutrien di laut
2. Membahayakan
keselamatan hewan
3. Merusak terumbu karang
4. Mengurangi populasi fitoplankton
5. Berbahaya
bagi kesehatan manusia
6. Berdampak
buruk bagi perekonomian
Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan kebijakan Peraturan Presiden nomor 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Di dalamnya, terdapat Rencana Aksi Nasional (RAN) penanganan sampah plastik di laut pada 2018-2025. Targetnya, sampah plastik di laut tereduksi hingga 70 persen pada 2025. Salah satu upayanya adalah dengan mengaktifkan Kemitraan Aksi Plastik Nasional (National Plastik Action Partnership). Kemitraan tersebut menjadi yang pertama di dunia dan menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mengurangi produksi sampah plastik.
Berita baiknya, sejak
tahun lalu memang sudah banyak aksi yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan
plastik yang dilakukan oleh berbagai
lapisan masyarakat. Contohnya adalah :
1. Penggunaan reusable bag
2. Pemberhentian penggunaan sedotan plastik
3. Reusable glass atau menggunakan botol minum
sendiri saat membeli minuman
4. Melakukan pembersihan di pantai maupun di laut
dengan menyelam
5. Edukasi dan sosialisasi khususnya masyarakat
pesisir akan pentingnya menjaga kebersihan laut. Sosialisasi ini sangat penting
karena mereka bertindak sebagai komponen pertama yang bersentuhan secara
langsung dengan laut
Dengan
langkah baik yang kita lakukan bersama, tentu kita semua berharap nantinya
aksi ini dapat memberikan hasil yang baik khususnya bagi kebaikan ekosistem laut
Indonesia.
Mitra Hijau Indonesia - Konsultan Lingkungan Hidup Surabaya